Dalam QS Al-Qashash Allah menceritakan kisah Nabi Musa beserta dua sosok yang ada di masanya: Fir'aun dan Qarun. Sosok Fir'aun mewakili kekufuran karena kekuasaan, sedangkan sosok Qarun mewakili kekufuran karena harta. Kekuasaan dan harta kekayaan telah memunculkan sifat sombong pada diri dua orang tersebut. Sifat sombong itu jugalah yang menghalangi mereka dari nasihat yang baik. Meskipun Nabi Musa telah memberikan nasihat dan bahkan menunjukkan berbagai mukjizat, Fir'aun tetap berada dalam kesombongan dan kezhalimannya. Demikian pula Qarun yang tidak mengindahkan sama sekali nasihat dari orang-orang, ia tetap dalam sikap sombong dan zhalimnya. Dari sini kita memahami bahwa diantara nikmat yang bisa melenakan dan bahkan menjadi istidraj adalah nikmat kekuasaan dan harta kekayaan.
Namun Allah juga mencontohkan sosok Sulaiman, yang memiliki kekuasaan dan harta kekayaan sekaligus. Namun Sulaiman sadar bahwa kekuasaan dan harta kekayaan yang ia miliki adalah sebuah ujian apakah dia bersikap syukur atau kufur. Dan dia bisa bersyukur. Dengan demikian kekuasaan dan harta kekayaan tidak selalu buruk. Keduanya baik di tangan orang-orang yang bisa bersyukur.