Dalam QS Al-Ankabut Allah menceritakan tentang umat-umat terdahulu, bagaimana sikap mereka terhadap peringatan yang disampaikan oleh para Nabi, dan adzab yang akhirnya Allah timpakan karena sikap kufur mereka. Namun di tengah-tengah banyaknya cerita umat-umat terdahulu yang diketengahkan dalam surat tersebut, Allah memerintahkan agar kita berjalan diatas muka bumi untuk melihat bagaimana Allah memulai kehidupan (QS Al-Ankabut: 20). Ini adalah perintah untuk mentafakkuri ciptaan-ciptaan Allah.
Adapun dalam surat sesudahnya, yakni QS Al-Ruum, Allah menyebutkan banyak sekali ayat-ayat kauniyah, yakni tanda-tanda kekuasan-Nya dalam ciptaan-ciptaan-Nya. Namun di tengah-tengah banyaknya gambaran tentang ayat-ayat kauniyah ini, Allah memerintahkan kita untuk berjalan diatas muka bumi untuk melihat kesudahan umat-umat terdahulu (QS Al-Ruum: 9 dan 42).
Ini seolah-olah mengajak kita untuk membaca kedua surat ini lalu menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya. Setelah kita menyimak kisah umat-umat terdahulu dalam QS Al-Ankabut, Allah mengingatkan kembali hal ini dalam QS Al-Ruum. Demikian pula Allah memerintahkan kita untuk mentafakkuri ciptaan-ciptaan-Nya dalam QS Al-Ankabuut, kemudian Allah menggambarkan sebagian dari ciptaan-ciptaan-Nya dalam surat sesudahnya yakni QS Al-Ruum. Untuk kisah-kisah masa lalu, Allah menceritakannya terlebih dahulu baru kemudian memberikan perintah untuk men-tafakkurinya. Adapun untuk ayat-ayat kauniyah, Allah terlebih dahulu memberikan perintah untuk men-tafakkurinya baru kemudian memberikan beberapa gambaran mengenainya. Barangkali karena kisah-kisah masa lalu memang harus diceritakan dan diketahui terlebih dahulu, sementara pengungkapan ayat-ayat kauniyah akan terus berlangsung seiring dengan kemampuan manusia untuk menyibaknya. Wallahu a'lam bish shawab.
Dua perintah berjalan dan melakukan pengamatan di muka bumi dalam kedua surat tersebut juga menunjukkan kepada kita bahwa Allah menyuruh kita untuk menuntut dua jenis ilmu kauniyah: 1) ilmu tentang sejarah orang-orang terdahulu dan 2) ilmu tentang ciptaan-ciptaan Allah. Kedua ilmu ini kita kenal dengan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu alam. Namun yang terpenting dari menuntut kedua ilmu ini adalah tujuannya, yaitu agar kita bisa mengambil hikmah yang membuat keimanan kita makin kuat.