Berikut ini para sahabat yang banyak meriwayatkan hadits (al-muktsirun min al-shahabah) berikut tahun kelahiran dan wafatnya serta jumlah hadits yang mereka riwayatkan. Untuk membayangkan lebih jelas tentang Tahun Qablal Hijrah (QH) dan Tahun Hijriyah (H), Rasulullah saw berhijrah 13 tahun setelah Kenabian kemudian setelah itu menetap selama 10 tahun di Madinah.
Nama sahabat | Lahir dan wafat | Jumlah hadits |
Abu Hurairah ra | 19 QH - 59 H | 5374 |
Abdullah ibn Umar ra | 11 QH - 73 H | 2630 |
Anas ibn Malik ra | 10 QH - 92 H | 2286 |
Aisyah bint Abi Bakr ra | 19 QH - 58 H | 2210 |
Abdullah ibn Abbas ra | 3 QH - 68 H | 1660 |
Jabir ibn Abdillah ra | 16 QH - 78 H | 1540 |
Abu Sa'id Al-Khudri ra | 10 QH - 74 H | 1170 |
Bisa dilihat dari tabel diatas bahwa seluruh sahabat diatas dilahirkan sebelum hijrah. Dan semua dari mereka kecuali Ibnu Abbas ra sudah berusia belasan tahun (minimal 10 tahun) ketika Rasulullah saw berhijrah. Kemudian, secara umum mereka masih hidup sekitar 50 - 60 tahun sesudah wafatnya Rasulullah saw. Sebagaimana nampak di tabel, mereka hidup sampai dengan tahun 59 - 92 H.
Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu (19 QH - 59 H)
Diriwayatkan bahwa nama kecil beliau adalah Abd Al-Syams. Seseorang dari qabilah Daus di Yaman bernama Thufail ibn Amr pernah bertemu dengan Rasulullah di Mekkah dan ia akhirnya masuk Islam. Lalu Thufail kembali kepada kaumnya dan mendakwahkan Islam. Abu Hurairah termasuk orang yang menerima dakwah tersebut meskipun hampir seluruh kaum Daus menolak dakwah tersebut. Ketika Abu Hurairah pergi ke Mekkah bersama Thufail untuk menemui Rasulullah saw, Rasulullah saw mengubah namanya menjadi Abd Al-Rahman. Setelah itu Abu Hurairah kembali lagi ke kampung halamannya.
Ketika Rasulullah saw telah berhijrah ke Madinah, Abu Hurairah yang ketika itu berumur 26 tahun memutuskan untuk pindah ke Madinah sehingga bisa tinggal dan bergabung dengan kaum mukminin di Madinah. Diriwayatkan bahwa beliau pindah ke Madinah bersamaan dengan terjadainya Perang Khaibar. Diriwayatkan atsar oleh Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang mauquf hingga Abu Hurairah. Abdullah bin Raafi' berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kunyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kunyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil)."
Karena Abu Hurairah tidak memiliki harta benda, maka ia tinggal bersama para sahabat yang miskin lainnya di serambi Masjid Nabi, dan mereka ini dikenal sebagai Ahl Al-Shuffah. Perang Khaibar terjadi pada tahun 7 H. Ini artinya Abu Hurairah membersamai Rasulullah saw di Madinah selama sekitar empat tahun. Masa kebersamaan dengan Rasulullah saw yang relatif pendek inilah yang sering dijadikan sebagai titik utama kritik kaum Orientalis terhadap keabsahan banyaknya hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.
Namun perlu kita sadari beberapa hal berikut. Pertama, Abu Hurairah mulai membersamai Rasulullah saw di Madinah pada usia yang sangat matang untuk menuntut ilmu. Kedua, sebagai Ahl Al-Shuffah, Abu Hurairah tidak memiliki hal lain untuk dikerjakan selain mendengarkan dan menuntut ilmu dari Rasulullah saw. Beliau bersama sahabat-sahabat Ahl Al-Shuffah lainnya tinggal di serambi Masjid Nabi, sehingga sangat dekat dengan Rasulullah saw. Para Ahl Al-Shuffah ini mendapatkan makanan dari Rasulullah saw dan para sahabat yang berderma. Mereka hanya tinggal di serambil Masjid Nabi untuk mendengarkan dan menuntut ilmu dari Rasulullah saw. Ini berbeda dengan kebanyakan sahabat yang disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing. Yang membedakan Abu Hurairah dengan para Ahl Al-Shuffah yang lainnya adalah semangat dan kecerdasannya yang menonjol dalam mendengarkan dan menuntut ilmu dari Rasulullah saw. Abu Hurairah pernah didoakan oleh Rasulullah saw agar diberikan hafalan yang kuat. Abu Hurairah juga sangat bersemangat dalam menyampaikan hadits sepeninggal Rasulullah saw.
Umar bin Khattab pernah mengangkat Abu Hurairah menjadi gubernur wilayah Bahrain untuk masa tertentu. Saat Umar bermaksud mengangkatnya lagi untuk yang kedua kalinya, ia menolak. Ketika perselisihan terjadi antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan, ia tidak berpihak kepada salah satu di antara mereka. Abu Hurairah wafat di Madinah.
Kesimpulan: Abu Hurairah membersamai Rasulullah saw selama 4 tahun di Madinah dalam umur sekitar 26 - 29 tahun, dan selama masa itu hanya tinggal di serambil Masjid Nabi dan fokus mengambil ilmu dari Rasulullah saw.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Abu Hurairah |
Said Ibnul Musayyab (menantu) | 90 H | 681 |
Muhammad ibn Sirin | 110 H | 390 |
Dzakwan Abu Shalih | 101 H | 1226 |
Abu Salamah | 94 H | 1228 |
Al-Maqbari | 120 H | 452 |
Al-A'raj | 117 H | 866 |
Abu Rafi' | ? | 126 |
Hammam ibn Munabbih | 132 H | 341 |
Abdullah ibn Umar radhiyallahu 'anhuma (11 QH - 73 H)
Beliau adalah putera Umar ibn Al-Khaththab ra. Ibnu Umar masuk Islam bersama ayahnya ketika masih kecil dan belum baligh. Ketika Rasulullah saw berhijrah, ia berumur sekitar 11 tahun. Ia berhijrah ke Madinah beberapa saat mendahului ayahnya. Ia ingin ikut Perang Badar namun dilarang oleh Rasulullah saw karena dianggap masih kecil. Perang pertama yang ia ikuti adalah Perang Khandaq.
Ibnu Umar sangat dikenal dengan kebiasaannya untuk mengikuti dan meniru kebiasaan Rasulullah saw bahkan dalam hal-hal yang kecil sekalipun. Saudara perempuannya, Hafshah bint Umar ibn Al-Khaththab adalah istri Rasulullah saw. Seperti ayahnya, ia adalah pribadi yang sangat zuhud.
Khalifah Utsman bin Affan pernah menawari Ibnu Umar untuk menjabat sebagai hakim, tetapi ia tidak mau menerimanya. Setelah Utsman terbunuh, sebagian kaum muslimin pernah berupaya membai'atnya menjadi khalifah, tetapi ia juga menolaknya. Ia tidak ikut campur dalam pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia cenderung menjauhi dunia politik. Ibnu Umar wafat di Mekkah, dan termasuk diantara para sahabat yang paling terakhir di Mekkah.
Kesimpulan: Ibnu Umar menyaksikan Rasulullah saw semenjak Rasulullah saw di Mekkah, masuk Islam semenjak Rasulullah di Mekkah, dan menyertai Rasulullah di Madinah sepanjang hayat beliau dalam usia sekitar 11 - 21 tahun.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Ibnu Umar |
Nafi' (mawla) | 117 H | 2616 |
Salim (anak) | 106 H | 932 |
Abdullah ibn Dinar (mawla) | ? | 434 |
Mujahid | 104 H | |
Sa'id ibn Jubair | 95 H |
Rantai sanad "dari Malik, dari Nafi', dari Ibnu Umar" disebut sebagai silsilah dzahabiyah (rantai emas) dalam sanad hadits.
Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu (10 QH - 92 H)
Beliau adalah pembantu Rasulullah saw. Rasulullah saw memberinya kunyah (gelar): Abu Hamzah. Setelah Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, ibu Anas ibn Malik, Umm Sulaim, mempersembahkan Anas ibn Malik yang ketika itu berusia sepuluh tahun kepada Rasulullah untuk berkhidmat kepadanya. Kala itu Umm Sulaim bergegas mendatangi Rasulullah saw. bersama Anas: ” Wahai Rasulullah saw, sungguh orang-orang Anshar dan perempuan-perempuan Anshar telah memberimu hadiah kecuali aku, dan aku tidak menemukan sesuatupun untuk dapat aku hadiahkan kepadamu kecuali hanya anak laki-lakiku (ini). Maka terimalah dariku. Dia akan melayani keperluanmu.” Sejak saat itulah Anas resmi menjadi pelayan Rasulullah saw. hingga beliau wafat ketika Anas masih berumur 20 tahun. Dengan demikian Anas ibn Malik membersamai Rasulullah saw selama 10 tahun, mulai dari usia 10 sampai 20 tahun. Mengingat beliau adalah pembantu Rasulullah saw, tentu beliau sangat dekat dengan Rasulullah saw.
Rasulullah saw mendoakan Anas ibn Malik: “Ya Allah perbanyaklah anak dan hartanya, serta masukkanlah dia ke dalam surga”. Dalam riwayat lain, “Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya, panjangkanlah umurnya dan ampunilah dosanya”. Sepeninggal Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar pernah menjadikan Anas ibn Malik sebagai gubernur Bahrain. Setelah itu beliau pindah ke Basrah.
Berkat doa Rasulullah saw, Anas ibn Malik kelak diberikan kelimpahan harta, anak-anak yang banyak, dan umur yang panjang. Anas ibn Malik wafat pada usia lebih dari 100 tahun di Basrah, dan merupakan sahabat yang paling terakhir wafat di Basrah.
Kesimpulan: Anas ibn Malik membersamai Rasulullah saw di Madinah, sebagai pembantu beliau, sepanjang hayat Rasulullah saw di Madinah (10 tahun) pada usia 10 - 20 tahun.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Anas ibn Malik |
Muhammad ibn Syihab Al-Zuhri | 120 H | 99 |
Qatadah | 117 H | 413 |
Tsabit Al-Bannani | 120 H | 238 |
Humaid Al-Thuwail | 143 H | 263 |
Abdul Aziz ibn Suhaib | 130 H | 82 |
Ishaq ibn Abdillah | 132 H | 51 |
Abu Al-Hasan Al-Bahri | 110 H | 14 |
Aisyah bint Abi Bakr radhiyallahu 'anhuma (19 QH - 58 H)
Beliau adalah istri Rasulullah saw dan ibu orang-orang yang beriman (Ummul Mu'minin). Beliau adalah satu-satunya istri Rasululllah saw yang dinikahi dalam keadaan masih gadis. Rasulullah saw menikahi Aisyah pada Tahun 10 Kenabian, dan berkumpul dengannya sesaat setelah hijrah ke Madinah. Hanya saja terjadi perbedaan pendapat tentang berapa umur Aisyah ketika dinikahi oleh Rasulullah saw. Satu riwayat mengatakan bahwa Aisyah dinikahi ketika ia berumur 6 dan berkumpul dengan Rasulullah ketika berumur 9 tahun. Namun riwayat-riwayat lain dan beberapa perhitungan tarikh mengatakan bahwa Aisyah berumur belasan tahun ketika dinikahi oleh Rasulullah saw. Kita tidak ingin memperdebatkan hal ini. Namun cukuplah kita mengetahui bahwa Aisyah ra berkumpul dengan Rasulullah semenjak hijrah sampai wafatnya Rasulullah saw, yakni kurang lebih selama 10 tahun. Dan tentu saja Aisyah sudah baligh ketika ia mulai berkumpul bersama Rasulullah saw.
Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari pernikahan Rasulullah saw dengan Aisyah adalah tersampaikannya hadits-hadits tentang kehidupan pribadi Rasulullah saw, yakni kehidupan beliau didalam rumah. Jika tidak, tentu banyak sekali sisi-sisi kehidupan beliau yang sifatnya pribadi (didalam rumah) yang tidak bisa diketahui oleh umat Islam. Dengan masa hidup Aisyah yang cukup lama sepeninggal wafatnya Rasulullah saw, hadits-hadits ini bisa disampaikan kepada generasi muslim sesudahnya. Sosok Aisyah yang cerdas menjadikan beliau banyak sekali menjaga dan meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.
Aisyah ra wafat di rumahnya di Madinah.
Kesimpulan: Aisyah bint Abi Bakr berkumpul bersama Rasulullah saw sebagai istri beliau semenjak sesaat setelah hijrah sampai wafatnya Rasulullah saw, yakni sekitar 9 sampai 10 tahun, dalam usia baligh.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Aisyah |
Al-Qaasim ibn Muhammad ibn Abi Bakr (keponakan) | 106 H | 499 |
Urwah ibn Zubair | 94 H | 2125 |
Masruq | 63 H | |
Umrah bint Abdirrahman | 100 H | 310 |
Abu Salamah | 94 H | |
Al-Aswad | 75 H | |
Sa'ad ibn Hisyam | ? | 85 |
Abdullah ibn Abbas radhiyallahu 'anhuma (3 QH - 68 H)
Beliau adalah putera Abbas ibn Abdil Muthallib, paman Rasulullah saw. Jadi, beliau adalah sepupu Rasulullah saw. Hanya saja, beliau masih berumur 3 tahun ketika Rasulullah saw berhijrah. Ibu beliau, Ummul Fadhl Lubabah bint Al-Harits adalah wanita kedua yang masuk Islam di Mekkah, setelah Khadijah bint Al-Khuwailid. Ibu beliau adalah saudara perempuan istri Nabi, Maimunah bint Al-Harits.
Ayah beliau, Abbas, selalu melindungi Rasulullah dari orang-orang Quraisy yang hendak mencelakakan beliau di masa-masa awal dakwah Islam di Mekkah. Walaupun pada saat itu, Abbas sendiri belum masuk Islam. Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan lama sebelum Perang Badar. Ketika Rasulullah saw berhijrah ke Madinah, Abbas tetap tinggal di Makkah, mendengarkan berita Rasulullah dan kaum Muhajirin, dan mengirimkan berita-berita kaum Quraisy, hingga berkecamuknya Perang Badar. Abbas pergi berhijrah ke Madinah bersama Naufal ibn Al-Harits. Ahli sejarah berbeda pendapat tentang tanggal hijrahnya, namun mereka sependapat bahwa Rasulullah telah memberikan sebidang tanah kepadanya, berdekatan dengan tempat kediamannya.
Abdullah ibn Abbas masuk Islam ketika masih kecil. Beliau didoakan oleh Rasulullah saw agar diberikan ilmu dan hikmah. Berkat doa Rasulullah saw, beliau menjadi sahabat yang dikenal paling berilmu dalam tafsir Al-Qur'an sehingga dijuluki Tarjuman Al-Qur'an dan Rais Al-Mufassirin. Beliau juga menjadi salah satu periwayat hadits yang sangat banyak jumlahnya. Ketika Rasulullah saw wafat, Ibnu Abbas berusia 13 tahun. Beliau wafat di Thaif pada usia 81 tahun.
Kesimpulan: Ibnu Abbas masih berusia 3 tahun ketika Rasulullah saw berhijrah. Beliau membersamai Rasulullah saw semenjak masih kecil sampai dengan wafatnya Rasulullah saw.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Ibnu Abbas |
Said ibn Jubair | 95 H | 770 |
Thawus | 106 H | 418 |
Atha' ibn Abi Rabbah | 114 H | |
Mujahid | 104 H | 183 |
Jabir ibn Zaid | 93 H | 87 |
Ikrimah | 104 H | 891 |
Ubaidullah ibn Abdillah | 94 H | 379 |
Kuraib | 98 H | 179 |
Muqsim | 101 H | 140 |
Jabir ibn Abdillah radhiyallahu 'anhuma (16 QH - 78 H)
Beliau dilahirkan di Yatsrib (yang kemudian disebut sebagai Madinah). Diriwayatkan bahwa beliau masuk Islam pada sekitar usia 7 tahun. Artinya beliau masuk Islam sekitar 4 tahun sesudah Kenabian Rasulullah saw (13 QH). Beliau bersama ayahnya mengikuti Baiah 'Aqabah Kedua. Beliau mengikuti semua ghazwah, terhitung sekitar 19 ghazwah. Hanya saja kesertaan beliau dalam Perang Badar (ketika beliau berusia sekitar 17 tahun) diperselisihkan oleh para ahli sejarah. Adapun pada Perang Uhud (ketika beliau berusia sekitar 19 tahun) beliau tidak diperbolehkan ikut oleh ayahnya karena diminta untuk menjaga tujuh saudara perempuannya, dan karenanya hanya ikut berperan memberi minum para mujahid yang kehausan. Ayah beliau, Abdullah ibn Amr ibn Haram Al-Anshari syahid dalam Perang Uhud dalam usia sekitar 100 tahun.
Beliau memiliki halaqah ilmu di Masjid Nabi dimana orang-orang mengambil ilmu darinya disitu. Beliau wafat di Madinah. Dikatakan bahwa beliau adalah sahabat yang paling terakhir wafat di Madinah.
Kesimpulan: Jabir ibn Abdillah sudah masuk Islam pada sekitar 4 tahun sesudah Kenabian. Sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah, beliau membersamai beliau sampai wafatnya beliau saw. Kebersamaan beliau dengan Rasulullah saw adalah pada sekitar usia 16 sampai 26 tahun.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Jabir |
Atha' ibn Abi Rabbah | 114 H | 301 |
Amr ibn Dinar | 126 H | 216 |
Muhammad ibn Al-Munkadir | 130 H | 207 |
Muhammad ibn Ali ibn Al-Husain | 110+ H | 144 |
Abu Al-Zubair | 126 H | 1013 |
Al-Sya'bi | 100+ H | 74 |
Abu Sufyan Al-Wasithi | ? | 107 |
Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu (10 QH - 74 H)
Namanya adalah Sa'ad ibn Malik ibn Sinan Al-Khudri Al-Anshari. Ayahnya mengikuti Perang Uhud dan syahid dalam perang tersebut. Abu Sa'id Al-Khudri masuk Islam pada usia 10 tahun, yakni hampir bersamaan dengan hijrahnya Rasulullah saw ke Madinah. Pada saat Perang Uhud beliau berusia 13 tahun sehingga tidak mengikutinya karena masih terlalu kecil. Kemudian beliau ikut dalam Perang Banil Musthaliq ketika beliau berusia 15 tahun. Kemudian mengikuti Perang Khandaq dan berbagai ghazwah sesudahnya, terhitung semuanya 12 ghazwah.
Beliau menyebarkan ilmu di Madinah, dan wafat di Madinah.
Kesimpulan: Abu Sa'id Al-Khudri membersamai Rasulullah saw di Madinah sampai wafatnya Rasulullah saw, yakni antara sekitar umur 10 sampai 20 tahun.
Murid-muridnya:
Nama tabi'i | Wafat | Jumlah hadits dari Abu Sa'id |
Al-Mundzir ibn Malik | 109 H | 45 |
Athiyah Al-Aufi | 111 H | 11 |
Dzakwan Abu Shalih | 101 H | |
Atha' ibn Yasar | 94 H | 23 |