Untuk melakukan tazkiyatun nafs, yang meliputi takhalliy (membersihkan jiwa kita dari akhlaq yang tercela) dan tahalliy (menghiasi jiwa kita dengan akhlaq yang terpuji), kita memerlukan berbagai macam cara atau sarana (wasail) – wasailut tazkiyah “sarana-sarana penyucian jiwa”. Apakah sarana-sarana itu?
Sarana-sarana itu tidak lain adalah ibadah-ibadah kita: sholat, shaum, zakat dan infaq, haji, membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan sebagainya. Semua bentuk ibadah tersebut merupakan wasailut tazkiyah – membersihkan jiwa dan menumbuhkan akhlaq yang terpuji.
Sebagai gambaran singkat bagaimana ibadah-ibadah kita bisa membersihkan jiwa kita, mendidik jiwa kita, dan menumbuhkan akhlaq yang terpuji, mari kita lihat hakikat ibadah-ibadah tersebut.
Tentang sholat, Allah SWT berkata, “Wa aqimish shalat. Innash shalata tanha ‘anil fahsya’ wal munkar (Dan tegakkanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar)" - QS Al-Ankabut: 45. Ternyata, hikmah diperintahkannya sholat adalah untuk mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar, yang dengan kata lain berarti membangun akhlaq kita.
Tentang puasa (shaum), Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak mampu menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang buruk serta keji, maka Allah sama sekali tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Al-Bukhari). Beginilah hakikat puasa, yang tidak lain adalah menahan nafsu kita, dalam rangka untuk menyucikan nafsu kita dan membangun akhlaq kita.
Tentang zakat, Allah SWT berfirman, “Ambillah dari harta benda mereka bagian zakatnya untuk membersihkan harta benda mereka dan untuk menyucikan jiwa mereka.” (QS At-Taubah: 103). Inilah ternyata hikmah dari zakat, yaitu untuk membersihkan harta kita, membersihkan jiwa kita dari sifat kikir dan menumbuhkan sifat dermawan.
Bahkan tentang infaq dan sedekah secara umum, Allah SWT berfirman, "Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan dirinya.” (QS Al-Lail: 18). Jelas sekali dalam ayat ini ditegaskan bahwa hikmah berinfaq dan bersedekah adalah untuk membersihkan diri, menyucikan jiwa.
Kemudian tentang haji, Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu (yakni bulan-bulan haji) akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata keji dan jorok), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS Al-Baqarah: 197). Subhanallah, ternyata ibadah hajipun didesain untuk bisa melatih kita mengendalikan hawa nafsu kita, dalam rangka untuk menyucikan jiwa kita dan membangun akhlaq kita.
Demikian juga dengan ibadah-ibadah yang lain, tidak lain merupakan wasailut tazkiyah, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan sebagainya. Semua bentuk ibadah tersebut akan membersihkan jiwa dan menumbuhkan akhlaq yang terpuji.