Bulan Ramadhan merupakan Bulan Tarbiyah (Bulan Pembinaan). Selama Ramadhan kita menjalani proses pembinaan diri dengan program-program yang sudah di-setting oleh Sang Maha Pembina dan Pendidik (Rabb). Keluar dari Ramadhan, kita diharapkan menjadi pribadi yang bertaqwa (muttaqin). Taqwa itulah buah dari Ramadhan. Dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dengan demikian bulan Ramadhan adalah bulan mencari bekal, dan bekal itu adalah taqwa.
Bekal yang kita peroleh dari Ramadhan merupakan nilai-nilai yang akan kita aktualisasikan dalam keseluruhan hari-hari kita sepeninggal Ramadhan. Diantara nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut.
Pengendalian Diri
Yang membatalkan puasa ialah makan, minum, dan berhubungan suami isteri di siang hari. Ini merupakan latihan agar kita sanggup mengendalikan dua macam syahwat yaitu syahwat perut dan syahwat kemaluan.
Disamping itu, terdapat pula hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan membatalkan pahala puasa. Hal-hal tersebut secara umum ialah pengumbaran syahwat anggota-anggota badan yang meliputi syahwat lisan, mata, telinga, dan tangan serta anggota-anggota badan yang lain. Dengan puasa, kita dilatih untuk mengendalikan syahwat anggota-anggota badan tersebut.
Interaksi dengan Al-Qur’an
Bulan Ramadhan merupakan Bulan Al-Qur’an, karena di bulan inilah Al-Qur’an diturunkan. Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi seluruh manusia pada umumnya dan bagi orang-orang yang bertaqwa (muttaqin) pada khususnya. Dengan demikian, salah satu ciri muttaqin ialah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya. Untuk bisa demikian, kita harus senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an (mudaawamatut ta’aamul ma’al Qur’anil Kariim). Dengan senantiasa mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, kita akan menjadi generasi yang robbani.
Solidaritas Sosial
Dengan berlapar-lapar saat puasa, diharapkan empati dan solidaritas kita terhadap kaum dhuafa semakin kuat. Untuk itulah, kita diperintahkan untuk banyak-banyak bersedekah di bulan Ramadhan. Disamping itu, di akhir Ramadhan kita juga diperintahkan untuk menunaikan zakat fithrah, sebagai bukti bagi empati dan solidaritas kita tersebut.
Munajat dan Pendekatan Diri kepada Allah
Amalan utama di bulan Ramadhan ialah qiyamul lail. Dengan qiyamul lail, kita bermunajat dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah agar kita mendapatkan kecintaan dan karunia-Nya. Qiyamul lail merupakan sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu.
Amalan utama yang lain di bulan ramadhan ialah ber-i’tikaf, terutama pada sepuluh hari yang terakhir. I’tikaf merupakan sarana munajat dan pendekatan diri kita kepada Allah, dengan cara banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah di rumah-Nya (masjid). I’tikaf merupakan bentuk keterikatan seorang muslim pada masjid. Orang-orang yang terikat pada masjid merupakan sebagian dari mereka yang akan mendapatkan naungan Allah pada Hari Kiamat. Masjid merupakan pusat aktivitas umat Islam.
Itulah beberapa diantara nilai-nilai Ramadhan yang merupakan bekal bagi kita dalam menapaki hari-hari kita. Bekal taqwa yang kita bawa dari Ramadhan harus kita jaga sepanjang waktu, dimanapun juga, dan dalam kondisi yang bagaimanapun juga. Kita harus senantiasa istiqamah berada diatas jalan taqwa, sampai kita dipanggil oleh Allah dalam sebaik-baik keadaan (husnul khatimah). Semoga puasa kita diterima oleh Allah. Amin.