Dalam dekade terakhir ini kita sering sekali disibukkan dengan berita-berita tentang teroris dan terorisme. Yang menyesakkan dada adalah ketika banyak dari tulisan-tulisan atau pemberitaan-pemberitaan di media yang secara jelas ataupun samar-samar mencoba mengidentikkan terorisme dengan islam.
Kita semua tentu tahu betapa usaha keji untuk menciptakan stigma islam itu identik dengan terorisme, telah menciptakan suasana yang amat merugikan bagi umat Islam. Sebagai contoh, semenjak Peristiwa 11 September, ruang gerak dan kebebasan umat islam terutama di negeri-negeri barat menjadi sangat terbatas. Bahkan sekadar untuk beribadah atau mengenakan jilbab. Yang jelas, betapa stigma itu benar-benar merugikan umat Islam.
Yang juga parah, terorisme sering diidentikkan dengan jihad. Padahal jelas-jelas terorisme itu bukan jihad. Jihad adalah sesuatu yang mulia dalam Islam, bahkan amal yang paling utama.
Jihad punya aturan yang jelas. Pertama-tama, jihad itu maknanya luas. Tidak hanya berperang. Ada jihad dengan dakwah, jihad dengan pendidikan, dan sebagainya, bahkan jihad untuk mengendalikan hawa nafsu.
Bahkan jihad dalam pengertian berperang pun ada aturan-aturannya. Kapan dan dimana umat Islam harus berjihad mengangkat senjata, sudah ada aturannya. Tidak bisa kita mengangkat senjata secara sembarangan, kapan saja dan dimana saja. Di Indonesia pada saat ini, misalnya, tidak bisa kita mengangkat senjata. Tetapi di Indonesia pada zaman penjajahan dulu, kita harus mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah. Demikian juga di Palestina saat ini, mereka harus mengangkat senjata untuk mendapatkan kemerdekaan.
Demikian pula, Islam mengajarkan bahwa sekalipun di medan perang, kita tidak boleh membunuh anak-anak, para wanita, orang-orang jompo, para rahib dan pendeta, merobohkan tempat-tempat ibadah, dan bahkan menebangi pepohonan.
Pendek kata, jihad dalam Islam adalah sesuatu yang mulia, dan sama sekali tidak sama dengan terorisme. Sebab terorisme tidak punya aturan, dan hanya membuat kerusakan di muka bumi ini.
Contoh terorisme adalah pengeboman-pengeboman yang marak di negeri ini. Islam sama sekali tidak pernah membenarkannya. Dan kalaupun yang melakukannya adalah beragama Islam, maka itu adalah faktor kebetulan, sebagaimana pelaku teror bisa juga seorang kristen, seorang yahudi, seorang paganis, atau seorang atheis.
Contoh terorisme lainnya adalah holokaus yang dilakukan oleh Hitler dan pembersihan etnis di Bosnia. Demikian pula pembantaian di Gaza yang dilakukan oleh para serdadu Zionis, yang tanpa pandang bulu membunuh orang-orang sipil yang tidak bersenjata – bahkan anak-anak dan para wanita.
Islam sama sekali tidak pernah mengajarkan terorisme. Islam tidak pernah mengajarkan bahwa setiap non muslim harus kita perangi. Bahkan para serdadu Israel sekalipun tidak kita perangi karena mereka beragama Yahudi. Namun karena mereka merampas dan menjajah bumi Palestina.
Dalam konteks isu terorisme saat ini, yang kita khawatirkan adalah pemutarbalikan fakta dan penciptaan stigma negatif tentang agama kita. Disini ada perang opini dan perang media. Karena itu, kita harus waspada dan jeli dengan pemberitaan-pemberitaan media massa. Kita harus pandai membedakan antara fakta dan opini. Be wise!