Bentuk-bentuk Jatuh di Jalan Dakwah
- Menjadi lambat, kurang kontribusi, kurang produktif
- Menjadi pasif dan tidak berbuat apa-apa
- Menarik diri dari lingkaran dakwah
- Menjadi benci terhadap dakwah
- Berbalik memusuhi dan memerangi dakwah
Selanjutnya, apa sajakah yang bisa menyebabkan seorang aktivis dakwah terjatuh di jalan dakwah? Secara umum, ada 2 sebab: faktor internal dan faktor eksternal.
Karena Faktor Internal
1. Karena semangat menurun
Antisipasi :
- Senantiasa menjaga kekuatan ruhiyah
- Membentengi diri dengan ilmu yang kokoh
2. Karena merasa jenuh
Antisipasi :
- Tidak berlebihan dan ekstrim, menanggung beban yang terlalu berat
- Melakukan refreshing dan hal-hal yang menghibur diri
3. Karena tidak puas
Antisipasi :
- Senantiasa ikhlas hanya karena Allah dan tidak menggantungkan harapan dan orientasi kepada selain-Nya
4. Karena tidak bisa memahami dakwah
Antisipasi :
- Terlibat dan terjun langsung dalam dakwah sehingga memahami realitas
- Senantiasa mengikuti perkembangan dan dinamika terkini
- Senantiasa meningkatkan dan mempeluas ilmu dan pemahaman
Karena Faktor Eksternal
1. Karena terbawa oleh lingkungan pergaulan
Antisipasi :
- Cari lingkungan pergaulan dan teman-teman dekat yang baik
- Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)
2. Karena tekanan dan pengaruh keluarga
Antisipasi :
- Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan keluarga
- Berusaha untuk berdakwah dalam keluarga dengan cara yang sebaik-baiknya
- Memiliki ”keluarga kedua”
3. Karena terbuai oleh kenikmatan dunia
Antisipasi :
- Perkuat ketahanan diri (ruhiyah dan ilmu)
- Memiliki tameng diluar diri kita (orang-orang yang bisa menjaga diri kita, bentuk-bentuk kenikmatan tandingan yang syar’i)
4. Karena tidak kuat menghadapi tekanan kehidupan
Antisipasi :
- Memantapkan pilar-pilar kehidupan
- Perkuat ketahanan diri
- Perhatian dan bantuan dari saudara-saudaranya
5. Karena tidak kuat menghadapi intimidasi
Antisipasi :
- Perkuat ketahanan diri
- Mempersenjatai diri
- Pembelaan dan dukungan dari saudara-saudaranya
6. Karena perselisihan atau konflik dengan saudaranya
Antisipasi :
- Senantiasa menjaga adab-adab dan akhlaq-akhlaq mu’amalah dengan saudara-saudaranya
- Memiliki hati yang lapang
- Adanya peredam bibit-bibit perselisihan dan konflik