Sholat memiliki tujuan dan buah. Tujuan sholat adalah untuk mengingat Allah, sesuai dengan firman-Nya: "Dan tunaikanlah sholat untuk mengingat-Ku". Sedangkan buah dari sholat adalah mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar." 

Mengingat Allah dengan sholat bisa dimaknai sebagai berikut. Pertama, dengan seseorang menunaikan sholat dan meninggalkan kesibukan dunianya untuk menghadap Allah, itu artinya dia telah mengingat Allah secara umum. Kedua, selama sholat itu sendiri, seseorang wajib mengingat Allah dan tidak sepatutnya hatinya lalai sementara badannya melakukan gerakan-gerakan sholat dan lisannya mengucapkan bacaan-bacaan sholat. Orang yang khusyu' dalam sholatnya adalah orang yang mengingat Allah dengan pengertian kedua ini. Artinya, hatinya tidak lalai dalam sholatnya. 'Illah dari dilarangnya orang mabuk menunaikan sholat adalah karena ia ketika mabuk tidak akan menyadari apa yang dia baca selama sholat. Allah berfirman: "sampai mereka menyadari apa yang mereka baca (yakni setelah tidak lagi mabuk)." Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mabuk tapi tidak menyadari apa yang ia baca dalam sholat? Karena itulah, kita wajib menghadirkan hati selama sholat.

Kita perlu menyadari bahwa sholat itu memiliki aspek lahiriyah dan batiniyah sekaligus. Ilmu fiqih hanya berbicara tentang aspek-aspek lahiriyah sholat, tanpa pernah berbicara tentang aspek batiniyah-nya. Dari sinilah kita sering lupa dengan aspek batiniyah sholat. Ilmu fiqih hanya berbicara tentang sah tidaknya sholat dari sisi syarat dan rukunnya. Tapi ilmu fiqih tidak pernah berbicara tentang diterima tidaknya sholat. Agar sholat diterima oleh Allah, syaratnya adalah seseorang meniatkannya untuk Allah dan mengerjakan sholat sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw (dalam tata caranya). Jika seseorang melakukan sholat dengan niat karena Allah lalu memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun sholat, maka insyaallah sholatnya diterima oleh Allah, dengan keluasan rahmat-Nya.

Penyebab lalai dalam sholat ada dua: sebab eksternal dan sebab internal. Sebab eksternal adalah hal-hal diluar diri seseorang yang bisa mengalihkan perhatiannya dari sholat. Misalnya, gambar yang seseorang lihat selama sholat, kegaduhan yang seseorang dengar selama sholat, dan sebagainya. Hendaknya seseorang mengusahakan agar tidak ada hal-hal eksternal yang bisa melalaikannya dari sholat. Misalnya dengan mengarahkan pandangan ke arah sujud saat sholat, melakukan sholat di tempat yang tenang, dan sebagainya. Adapun sebab internal adalah batin seseorang itu sendiri. Batin yang sibuk memikirkan dunia selama sholat akan melalaikan seseorang dari sholatnya. Jika batin kita terlintas atau bahkan menjadi sibuk dengan urusan dunia selama sholat, hendaknya kita memaksa batin kita untuk kembali kepada sholat, memahami bacaan-bacaan sholat, dan kembali khusyu' dalam sholat.

Berikut ini yang hendaknya kita lakukan agar sholat kita khusyu'. Pertama, dimulai dengan sikap kita terhadap panggilan sholat. Ketika mendengar adzan, hendaknya kita menyadari bahwa itu adalah panggilan Allah. "Hayya 'alash sholaat, Mari menuju sholat." "Hayya 'alal falaah, Mari menuju kebahagiaan." "Allahu Akbar, Allah Maha Besar", artinya segala sesuatu selain Allah lebih kecil daripada Allah. Artinya, kalau Allah sudah memanggil, maka tinggalkanlah yang lain. Hendaknya ketika mendengar adzan kita segera bersiap-siap untuk sholat dan bergegas. Dengan bersiap-siap secara baik, insyaallah kita akan bisa sholat dengan lebih khusyu'.

Jangan menunda-nunda sholat, apalagi sampai waktunya hendak habis sehingga memaksa kita sholat dengan tergesa-gesa. Apalagi sampai meng-qadha' di luar waktunya. Sholatlah di awal waktu.

Kedua, sholatlah berjama'ah. Bagi laki-laki, yang utama adalah berjama'ah di masjid. Sholat berjamaah seringkali membuat kita lebih tenang dan bersemangat. Rasulullah saw menyatakan bahwa sholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat (atau dua puluh lima derajat dalam riwayat yang lain) daripada sholat sendirian. Dan beliau saw menyatakan bahwa barangsiapa berwudhu lalu berangkat ke masjid maka Allah mencatat pahala pada setiap langkah kakinya.

Ketiga, sempurnakan wudhu. Mulailah wudhu dengan membaca basmalah. Basuh dan usap dengan baik anggota-anggota wudhu. Ketika membasuh wajah, basuh wajah dengan baik. Ketika membasuh tangan, basuhlah sampai sikut. Ketika membasuh kaki, jangan kelewatan membasuh tumit. Disunnahkan pula melebihkan basuhan dari kadar minimal, misalnya ketika membasuh kaki hendaknya dilebihkan melebihi mata kaki. Disamping itu, ketika kita melakukan thaharah (yakni wudhu), hendaknya kita juga menyucikan jiwa kita dari riya' dan niat selain Allah, serta keinginan bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan-kesalahan kita. Sesudah berwudhu, bacalah dua kalimat syahadat sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kita juga dianjurkan untuk memperbarui wudhu. Artinya, meskipun wudhu kita belum batal, berwudhu lagi untuk sholat fardhu yang baru adalah bagus.

Keempat, ketika niat maka pertama-tama tentu saja kita mesti meniatkan mau sholat apa. Kemudian, kita mesti meniatkan sholat kita hanya karena Allah semata. Ketika kita menghadap ke kiblat, sadarilah bahwa kita hanya meniatkan sholat kita untuk-Nya semata, dan kita kini akan menghadap Allah, Tuhan kita. Kita akan berdiri di hadapan Tuhan kita.

Kelima, lakukan gerakan-gerakan sholat dengan thuma'ninah. Ini adalah bahkan rukun sholat, sehingga wajib dipenuhi. Lakukan ruku', i'tidal, sujud, dan duduk diantara dua sujud sampai badan betul-betul thuma'ninah.

Keenam, jaga ketenangan anggota tubuh. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu. 

Ketujuh, ucapkan bacaan-bacaan sholat dengan baik, termasuk Al-Fatihah, surat yang kita baca, dan bacaan-bacaan sholat yang lainnya. Jangan mengucapkan dengan tergesa-gesa.

Kedelapan, pada setiap kali takbir, hayatilah apa yang kita ucapkan, yakni bahwasanya Allah adalah Yang Maha Besar, yang lainnya kecil.

Kesembilan, hayatilah bacaan-bacaan sholat, yaitu Al-Fatihah, surat yang kita baca, dan bacaan-bacaan sholat kita. Hayatilah doa ruku' kita, doa sujud kita, doa i'tidal kita, doa duduk diantara dua sujud, doa tasyahhud dan sholawat kita, salam kita.

Kesepuluh, hayatilah makna dari gerakan-gerakan sholat kita. Ketika kita berdiri, sadarilah bahwa kita sedang berdiri di hadapan Allah, Tuhan kita. Ketika kita ruku' dan sujud, kita sedang menundukkan diri kita dan melakukan penyembahan kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Ketundukan yang total.