Hadits ini menggambarkan Islam dengan cara tasybih (penyerupaan), yakni menyerupakannya dengan suatu rumah atau bangunan. Rumah hanya bisa berdiri tegak jika ada tiang-tiangnya. Rasulullah saw menggambarkan bahwa Islam itu seperti bangunan yang berdiri dengan lima tiang (rukun), yaitu dua kalimat syahadat, sholat, zakat, haji bagi yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah, dan puasa. Dalam riwayat lain, puasa disebutkan terlebih dahulu baru kemudian haji. Penyerupaan lima rukun ini dengan rumah atau bangunan menunjukkan bahwa lima rukun tersebut hanyalah bagian dari Islam, bukan keseluruhan Islam itu sendiri. Karena memang Islam memiliki banyak sekali aspek, yang meliputi ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Ibarat rumah, tidak cukup hanya dengan tiang-tiangnya saja, namun juga membutuhkan bagian-bagian lain seperti dinding, pintu, jendela, atap, perabotan, hiasan, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut meliputi muamalah, ekonomi, politik, sosial kemasyarakatan, hukum, dakwah, dan sebagainya.
Bagaimana hukum meninggalkan salah satu atau sebagian dari kelima rukun Islam? Setelah menggabungkan berbagai dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, bisa ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang meninggalkan salah satu atau sebagian dari kelima rukun Islam karena mengingkarinya (padahal kelima hal tersebut termasuk al-ma'lum minad diin bidh-dharurah) maka dia telah kafir (keluar dari Islam). Namun jika seseorang tidak mengerjakan salah satu atau sebagian rukun tersebut karena alasan atau sebab lainnya, misalnya karena malas, maka dia telah berbuat fasiq, yang bisa menyebabkannya dimasukkan kedalam neraka selama waktu tertentu tapi tidak selamanya.
Rukun pertama, dua kalimat syahadat, yaitu syahadat al-tauhid (kesaksian akan keesaan Allah) dan syahadat al-risalah (kesaksian akan kerasulan Muhammad saw). Kesaksian akan keesaan Allah meliputi 1) keesaan-Nya dalam rububiyah, yakni bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur, 2) keesaan-Nya dalam uluhiyah, yakni satu-satunya yang berhak mendapatkan 'ubudiyah (penyembahan), dan 3) keesaan-Nya dalam Asma'-Nya dan Shifat-Nya. Adapun kesaksian akan kerasulan Muhammad saw artinya membenarkan bahwa beliau adalah utusan Allah untuk seluruh alam, membenarkan apa yang dibawanya, dan menaati Allah dengan cara yang telah diajarkan dan dituntunkan oleh beliau. Dan bahwa manhaj yang beliau bawa menggantikan dan menyempurnakan manhaj yang dibawa oleh para nabi dan rasul sebelum beliau.
Rukun kedua, menegakkan sholat. Sholat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, diantaranya sebagai berikut:
- Sholat adalah rukun Islam yang kedua. Rasulullah saw bersabda, “Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad.”
- Sholat menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya dimana seorang hamba berdiri di hadapan-Nya. Seorang hamba sangat butuh untuk menjaga hubungannya dengan Tuhannya. Rasulullah saw bersabda, “Kenalilah Tuhanmu di saat lapang maka Dia akan mengenalimu di saat susah.”
- Sholat adalah perkara diantara hak-hak Allah yang pertama kali ditanyakan pada Hari Kiamat sesudah iman. Rasulullah saw bersabda, “Amalan yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah sholatnya; jika baik sholatnya maka dia beruntung dan selamat, namun jika rusak sholatnya maka dia buntung dan merugi.”
- Meninggalkan sholat karena mengingkarinya menyebabkan seseorang menjadi kafir, dan meninggalkannya karena malas adalah suatu dosa besar.
- Meninggalkan sholat adalah salah satu sebab dimasukkan kedalam neraka. Allah Ta’ala berfirman, “Apakah yang menyebabkan kamu masuk kedalam neraka Saqar? Mereka berkata, ‘Kami dulu tidak termasuk orang-orang yang sholat…”
- Sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.” Demikian pula sholat membersihkan seseorang dari akhlaq yang tercela. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan berkeluh-kesah. Apabila keburukan menimpanya maka ia mengumpat-umpat. Dan apabila kebaikan datang kepadanya maka ia suka menahannya dan tidak ingin berbagi. Kecuali orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang konsisten dalam mengerjakan sholatnya.”
- Sholat mengingatkan seseorang makna iman kepada Allah dan Hari Akhir serta komitmennya untuk berada diatas jalan yang lurus, yakni ketika membaca surat Al-Fatihah dalam sholatnya.
- Sholat menghapuskan dosa-dosa kecil dengan izin Allah. Rasulullah saw bersabda, “Sholat lima waktu dan sholat Jumat… menghapuskan dosa-dosa (kecil) antara yang satu dan yang lainnya jika dosa-dosa besar dijauhi.”
- Sholat adalah makanan ruhani yang perlu diasup setiap beberapa jam sebagaimana makanan jasmani yang juga perlu diasup secara teratur.
Rukun ketiga, membayar zakat. Sebagaimana sholat, zakat juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, diantaranya sebagai berikut:
- Sholat yang sangat penting kedudukannya sangat sering disebut bersama-sama dengan zakat, misalnya dalam firman Allah Ta’ala, “Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat.”
- Zakat bukanlah hadiah kepada seseorang, melainkan kewajiban atas harta kita yang telah Allah titipkan melalui kita.
- Zakat adalah bukti kejujuran iman. Dan karenanya zakat juga disebut sebagai shadaqah dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah, misalnya dalam QS Al-Taubah dan hadits Rasulullah saw “Dan shadaqah (maksudnya zakat) adalah bukti.”
- Meninggalkan zakat karena mengingkarinya menyebabkan seseorang menjadi kafir, dan meninggalkannya karena bakhil (kikir) adalah suatu dosa besar. Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak, dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berilah kabar akan adzab yang pedih, yakni pada hari dimana harta bendanya akan ditimpakan kepadanya di neraka Jahannam lalu diseterikakan ke dahi, perut, dan punggungnya, sambil dikatakan: ‘Inilah apa yang kamu timbun untuk dirimu maka rasakanlah apa yang telah kamu timbun.”
- Zakat membersihkan harta seseorang (dari hak orang-orang yang membutuhkan dan berhak mendapatkan zakat) dan jiwa seseorang (dari sifat bakhil dan tamak). Dari sisi bahasa, zakat memiliki makna kesucian.
- Zakat menumbuhkan harta seseorang. Dari sisi bahasa, zakat juga bermakna tumbuh.
- Zakat merupakan potensi besar dan solusi yang ampuh bagi ekonomi ummat.
Rukun keempat, puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan adalah latihan tahunan bagi seorang muslim untuk menyegarkan kembali jiwa dan raga dalam rangka mencapai taqwa. Ada banyak hal yang dilatih selama bulan Ramadhan, diantaranya adalah:
- Latihan kesabaran dan ketaqwaan, yakni komitmen dan kesabaran dalam menjalani apa yang diperintahkan oleh Allah dan apa yang dilarang oleh Allah. Meskipun makan dan minum yang halal serta menggauli istri itu diperbolehkan, namun karena Allah melarangnya pada siang bulan Ramadhan, maka kita pun rela meninggalkannya. Demikian pula sabar dalam mengekang hawa nafsu dan meninggalkan hal-hal yang dilarang, yang bisa menggugurkan atau mengurangi pahala puasa.
- Latihan keikhlasan, karena kita ikhlas tidak makan dan minum meskipun barangkali tidak ada yang melihat.
- Latihan berdiri sholat di malam hari.
- Latihan banyak bersedekah.
- Latihan kedisiplinan, dimana kita harus berdisiplin kapan harus makan dan minum di waktu-waktu tertentu.
- Latihan berjuang, dimana kita berjuang untuk menahan lapar dan haus, bahkan sambil tetap bekerja.
Rukun kelima, haji ke Baitullah bagi yang mampu. Jika sholat membutuhkan badan dan jiwa sementara zakat membutuhkan harta, maka haji membutuhkan kesemuanya. Haji memiliki makna yang tinggi dalam Islam, diantaranya sebagai berikut:
- Haji adalah ibadah yang membutuhkan pengorbanan jasmani, mental, dan harta.
- Haji adalah ibadah yang penuh dengan dzikir mengingat Allah.
- Haji adalah muktamar tahunan umat Islam.
- Haji adalah simbol persatuan umat Islam.
- Haji adalah simbol persamaan diantara sesama manusia di hadapan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw ketika Haji Wada’: “Wahai manusia, ketahuilah bahwasanya Tuhan kalian adalah satu, bapak kalian adalah satu, tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang Ajam dan sebaliknya bagi orang Ajam atas orang Arab, tidak ada keutamaan yang berkulit merah atas yang berkulit hitam dan sebaliknya yang berkulit hitam atas yang berkulit merah, kecuali dengan taqwa.”
- Haji adalah salah satu amalan yang terbaik. Rasulullah saw pernah ditanya, “Amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab,”Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ditanya,”Lalu apa?” Beliau menjawab,”Jihad di jalan Allah.” Lalu ditanya,”Lalu apa?” Beliau menjawab,”Haji yang mabrur.”
Disarikan dari Syarh Al-Arba'in Al-Nawawiyah karya Prof. Dr. Syaraf Qudhat, Fakultas Syariah, Universitas Yordania.