Barangkali ada yang bertanya mengapa di dalam Al-Qur'an banyak sekali perulangan-perulangan, baik itu mau'izhah yang diulang-ulang, kisah-kisah yang diulang, dan sebagainya. Mengapa Al-Qur'an tidak disusun sebagaimana sebuah textbook yang biasanya berusaha menghindari pengulangan. Bahkan barangkali ada yang sampai bertanya: mengapa Al-Qur'an tidak dibuat "sistematis" dengan definisi sebagaimana yang dianut dalam penulisan buku-buku dan karya-karya ilmiah? Maha Suci Allah dari segala kekurangan.
Sebetulnya telah ada kajian-kajian yang menjelaskan hikmah dari adanya perulangan-perulangan dalam Al-Qur'an, ditinjau dari berbagai aspek. Hanya saja disini kita bisa merenungi bahwa Al-Qur'an yang demikian ini sangat kita rasakan manfaatnya sebagai wirid. Ya, sebagai wirid. Artinya, kita baca Al-Qur'an dalam hari-hari kita, sebisa mungkin setiap hari. Dengan demikian, setiap hari pula kita akan senantiasa mendapatkan mau'izhah dan hikmah dari ayat-ayat Al-Qur'an yang kita baca.