Perbedaan Mengenai Waktu Sholat Shubuh
- Ditulis oleh Abdur Rosyid
Perbedaan dalam penentuan waktu sholat secara umum ada dua macam. Pertama, perbedaan antar madzhab. Diantara perbedaan-perbedaan ini bisa dibaca di artikel ini. Sebagaimana bisa dibaca pada artikel tersebut, diantara perbedaan yang mencolok adalah perbedaan antara madzhab Hanafiyah dan yang lainnya mengenai mulainya waktu asar. Kedua, perbedaan antar lembaga modern penentuan waktu sholat. Lembaga-lembaga ini adalah beberapa otoritas yang menentukan standar yang bersifat astronomis dan kuantitatif dalam penentuan waktu sholat. Di zaman Nabi dan generasi salaf belum ada jam dengan akurasi menit seperti saat ini. Di zaman modern, dengan adanya teknologi jam yang memiliki akurasi menit dan bahkan detik, waktu sholat pun ditetapkan dengan akurasi menit. Untuk mengakomodasi tingkat akurasi yang sedemikian, penentuan waktu sholat pun dikuantifikasi dalam jam dan menit dengan memanfaatkan ilmu astronomi. Untuk waktu-waktu sholat tertentu, seperti sholat shubuh dan sholat isya', terdapat perbedaan kriteria diantara lembaga-lembaga yang menetapkan standarisasi waktu sholat.
Tabel dibawah ini menunjukkan perbedaan kriteria waktu sholat shubuh dan isya' diantara beberapa lembaga tersebut:
Astronomi Bulan (10): Mengapa Awal Ramadhan dan Idul Fitri Berbeda?
- Ditulis oleh Abdur Rosyid
Mengapa penentuan awal bulan Arab bisa berbeda? Karena ada yang hisab dan ada yang ru'yah? Karena perbedaan kriteria dalam penentuan awal bulan? Karena ada yang meyakini wihdatul mathla' sementara yang lainnya meyakini ta'addudul mathaali'? Sepertinya selama ini kita pikir itulah penyebabnya. Sebetulnya, itu adalah penyebab kedua. Lantas apa penyebab pertamanya?
Penyebab pertamanya adalah: karena periode antara satu new moon dan new moon berikutnya tidak pernah bilangan bulat. Selalu sekitar 29.5 hari. Padahal, jumlah hari dalam sebulan sudah pasti harus bilangan bulat! Konsekuensinya, harus dilakukan penggenapan. Nah, penggenapan inilah sumber masalah utamanya. Mau digenapkan kebawah menjadi 29 ataukah digenapkan keatas menjadi 30.
Sekarang, mari kita bahas beberapa sebab kedua dan perbedaan pendapat.
Astronomi Bulan (9): Kriteria Hisab Hakiki
- Ditulis oleh Abdur Rosyid
Kriteria hisab hakiki untuk menentukan bulan baru
Ada 3 kriteria yang biasa dipakai oleh Muhammadiyah untuk menentukan bulan baru.
Pertama, ijtima' telah terjadi. Ini adalah syarat mutlak. Jika belum terpenuhi, secara substantif memang belum masuk bulan baru.
Kedua, ijtima' terjadi sebelum maghrib (terbenamnya matahari). Ini juga jelas, karena hari baru dalam penanggalan Arab dimulai dari waktu maghrib.
Sebetulnya, kriteria pertama dan kedua ini sudah cukup untuk menentukan bulan baru, jika acuannya hanyalah "new moon".
Ketiga, posisi hilal berada diatas ufuk sebelum matahari terbenam. Ini ekivalen dengan: ketika matahari terbenam, bulan belum terbenam. Seperti yang saya bahas di Part 13, kriteria ini sebetulnya bukan kriteria yang substantif. Ini sebetulnya adalah kriteria untuk visibilitas. Sebagaimana yg sudah saya bahas di Part 13, kriteria ini hanya mungkin tercapai ketika elongasi cukup besar (yang berarti bulan sudah cukup tua).
Astronomi Bulan (8): Ketinggian Hilal, Terbenamnya Bulan, dan Terbenamnya Matahari
- Ditulis oleh Abdur Rosyid
Ini saya bikin corat-coret ala kadarnya, untuk mengilustrasikan 3 kondisi bulan dengan elongasi dan ketinggian yg berbeda-beda diatas horizon (ufuk), dilihat di sekitaran waktu maghrib. Gambar matahari adalah sebagaimana terlihat dari bumi.
Gambar paling atas: masih "new moon" ataupun elongasi terlalu kecil, bulan masih dibawah ufuk, sehingga tidak mungkin bisa dilihat.
Pada gambar tengah dan paling bawah, disamping saya bikin garis ufuk, saya juga bikin garis ke arah posisi matahari agar terlihat posisi relatif antara bulan dan matahari, sehingga kita tahu mana yg akan terbenam duluan. Tulisan "bulan terlihat" disitu maksudnya "bulan ada kemungkinan bisa terlihat".
Astronomi Bulan (7): Terbit dan Terbenamnya Bulan
- Ditulis oleh Abdur Rosyid
Ini saya bikin coret-coretan ala kadarnya. Matahari ada di sebelah kiri (tidak digambar). Garis horizon (ufuk) tangensial terhadap posisi kita di bumi.
1. Karena rotasi bumi pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam dilihat dari kutub utara, maka gerakan bulan dilihat dari bumi selalu dari timur ke barat, seperti halnya matahari. Hanya saja tidak selalu persis di timur dan barat, sebagaimana juga matahari, tergantung posisi yang melihat.
Halaman 2 dari 69