Hadits ini menegaskan besarnya rahmat Allah kepada kita. Hadits ini juga memberikan pemahaman kepada kita tentang prioritas dalam hidup kita. Setelah rukun iman, prioritas amal perbuatan dalam hidup kita adalah sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits ini. Disebutkan dalam hadits ini bahwa yang akan membuat kita masuk surga dengan izin Allah adalah meninggalkan yang haram dan melaksanakan yang wajib, kemudian selebihnya bisa menikmati segala yang dihalalkan (diperbolehkan). Artinya, kita boleh menikmati segala yang halal dalam hidup ini sepanjang kita meninggalkan semua yang haram dan melakukan semua kewajiban kita.
Melaksanakan yang wajib sebagaimana dicontohkan dalam hadits ini adalah mengerjakan sholat wajib yang lima waktu dan berpuasa Ramadhan. Mafhum-nya juga adalah kewajiban-kewajiban yang lain seperti zakat bagi yang telah wajib zakat dan haji bagi yang telah mampu menunaikannya. Pada saat yang sama kita harus meninggalkan semua yang dilarang. Ini adalah prioritas pertama dalam hidup, yaitu: meninggalkan semua yang haram dan melakukan semua yang wajib.
Adapun meninggalkan yang haram mesti dimulai dengan meninggalkan dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar yang pertama-tama harus dihindari adalah dosa-dosa besar yang paling besar, diantaranya: 1) berbuat syirik, 2) sihir, 3) membunuh secara sengaja tanpa alasan yang haq, 4) durhaka kepada orangtua, 5) merampok dan melakukan kerusakan di muka bumi (hirabah), 6) berzina, 7) menuduh orang baik-baik melakukan zina, 8) mengambil harta dan hak orang lain dengan cara yang batil, 9) makan riba, 10) makan harta anak yatim, 11) minum khamr, 12) makan bangkai, darah, dan babi, 13) lari dari medan pertempuran. Kemudian hindari pula dosa-dosa besar yang lainnya. Dosa-dosa besar ada yang terkait dengan huquq Allah dan ada pula yang terkait dengan huquq al-Aadamiyyin. Daftar 75 dosa besar dirangkum oleh Imam Al-Dzahabi dalam tulisan ini.
Prioritas pertama sebagaimana disebutkan diatas inilah yang digambarkan dalam hadits ini. Jika seseorang betul-betul menjaga prioritas pertama ini, Allah akan memasukkannya kedalam surga dengan izin dan kasih-sayang-Nya.
Prioritas kedua adalah meninggalkan dosa-dosa kecil. Sebetulnya sebagian ulama tidak menyukai istilah dosa kecil, karena ada kesan meremehkan. Nash-nash pun hanya menyebut dosa-dosa besar, tanpa menyebut dosa-dosa selainnya sebagai dosa-dosa kecil. Inipun ada prioritasnya. Pertama-tama adalah meninggalkan dosa-dosa yang terkait dengan huquq al-Aadamiyyin. Kemudian sesudah itu, meninggalkan dosa-dosa yang terkait dengan huquq Allah. Yang demikian ini karena Allah Maha Pemaaf sedangkan manusia seringkali tidak mudah memaafkan. Jauhi berbuat zhalim kepada sesama, karena dosa kezhaliman kepada sesama ini bisa membuat seseorang menjadi bangkrut di akhirat nanti.
Dosa-dosa kecil ini adalah hal-hal kecil yang barangkali secara tidak sadar sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti marah kepada orang lain, menyakiti hati orang lain, bicara yang kurang bagus, sedikit tercampur riya' dalam beramal, sedikit rasa ujub, dan semacamnya. Kita tidak boleh meremehkan dosa-dosa kecil ini karena jika kita lakukan terus-menerus akan bisa menjadi kebiasaan dan akhlaq yang buruk yang bisa mengantar kita pada dosa besar, wal-'iyadhu billah. Sebisa mungkin kita berhati-hati agar tidak melakukan dosa-dosa kecil sekalipun. Disini pula Allah memberikan resep-resep penyuci jiwa seperti sholat lima waktu, sholat Jumat, puasa Ramadhan, dan istighfar yang bisa menghapuskan dosa-dosa kecil dengan izin dan kasih-sayang-Nya.
Prioritas ketiga adalah meninggalkan larangan-larangan yang bersifat makruh.
Prioritas keempat adalah melakukan amalan-amalan sunnah muakkadah.
Prioritas kelima adalah melakukan amalan-amalan sunnah yang lainnya.
Prioritas keenam adalah amalan-amalan wara' dan zuhud.