Dalam QS Shaad: 29, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa ulul albab adalah orang-orang yang mentadabburi ayat-ayat Al-Qur'an sehingga mendapatkan pelajaran dan peringatan darinya.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka men-tadabburi ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang berakal pikiran (ulul albab) mendapatkan pelajaran."
Sementara itu, dalam QS Ali 'Imran: 190 - 191, Allah Ta'ala menjelaskan bahwa ulul albab itu berdzikir dalam setiap keadaan dan men-tafakkuri penciptaan langit dan bumi sampai menyadari keagungan dan kemahabijaksaan Allah dan ia pun bertambah rasa takutnya kepada Allah dan adzab-Nya.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (ulul albab), (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."
Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa karakter ulul albab itu tiga.
Pertama, ahlut tadabbur, yakni senantiasa mentadabburi ayat-ayat Al-Qur'an.
Kedua, ahlut tafakkur, yakni senantiasa mentafakkuri ayat-ayat Allah yang ada dalam ciptaan-ciptaan-Nya.
Ketiga, ahludz dzikr, yakni senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaannya.