Selama Zaman Para Hakim, Bani Israil terlihat sulit dikendalikan oleh hakim-hakim yang ada. Ini karena watak Bani Israil yang keras kepala dan suka membangkang. Untuk itu, mereka membutuhkan para pemimpin yang lebih kuat, yang bisa mengatasi sifat keras kepala mereka. Merekapun meminta untuk dipimpin oleh seorang raja, bukan lagi seorang hakim. Maka pada tahun 1525 SM, diangkatlah Thalut sebagai raja mereka yang pertama.
Pada tahun 995 SM, Dawud menggantikan Thalut sebagai raja Bani Israil. Dawud sebelumnya adalah salah seorang tentara Thalut, yang berhasil membunuh Jalut (Goliath), musuh besar Thalut.
Sepeninggal Dawud, tepatnya pada tahun 963 SM, kerajaan Bani Israil dipimpin oleh Sulaiman, putra Dawud. Dibawah kepemimpinan Sulaiman inilah kerajaan Bani Israil mencapai puncak kejayaannya. Dan pada masa kekuasaannya, Sulaiman membangun kembali Masjidil Aqsha Lama.
Kejayaan kerajaan Bani Israil tidak berlangsung lama. Sepeninggal Sulaiman, tepatnya tahun 923 SM, kerajaan mereka terpecah menjadi dua: Kerajaan Israel di sebelah utara, dan Kerajaan Yahuda di sebelah selatan.
Karena lemahnya kekuatan, pada tahun 730 SM Kerajaan Israel berhasil ditaklukkan oleh Assyria. Dan tidak lama berselang, tepatnya pada tahun 584 SM, Raja Nebukadnezar dari Babilonia berhasil menaklukkan Kerajaan Yahuda. Tidak hanya menaklukkan, Nebukadnezar juga menghancurkan Kuil Yahudi, membakar Baitul Maqdis, dan membawa orang-orang Yahudi ke negerinya, Babilonia.
Pada tahun 549 SM, Raja Qurs dari Persia menyerang Palestina dan berhasil menaklukkannya. Atas kemurahan hatinya, pada tahun 515 SM sebagian dari orang-orang Yahudi kembali ke Jerusalem. Mereka membangun kembali kuil mereka, dan mereka mendapatkan otonomi (hukm dzati), yakni hak kepemimpinan yang terbatas diantara mereka saja dengan tetap berada dibawah kekuasaan Persia.
Pada tahun 332 SM, Alexander Yang Agung dari Macedonia (Yunani) menyerang Palestina dan berhasil menaklukkannya. Dan pada tahun 143 SM, orang-orang Yahudi Maccabean mendapatkan otonomi tapi hanya terbatas di wilayah Baitul Maqdis saja.
Pada tahun 63 SM, orang-orang Romawi menyerang Palestina dan berhasil menaklukkannya. Pada tahun 43 SM, Raja Herodes naik tahta. Dan pada tahun 26 SM, Raja Ptolemeus naik tahta. Pada masa Ptolemeus inilah, Zakaria, Yahya, Maryam, dan Isa hidup.
Pada tahun 36 SM, dibawah kekuasaan Romawi, orang-orang Yahudi kembali mendapatkan otonomi. Namun pada tahun 66 M, orang-orang Yahudi justru melakukan pemberontakan terhadap orang-orang Romawi. Pada tahun 70 M, Raja Titus berhasil memadamkan pemberontakan mereka. Dan sebagai pelampiasan kemarahannya terhadap orang-orang Yahudi yang telah melakukan pemberontakan, ia menghancurkan Kuil Yahudi dan membawa orang-orang Yahudi ke Romawi (Eropa). Inilah akhir dari eksistensi orang-orang Yahudi di bumi Palestina.
Tidak hanya sampai disini, Raja Adrianus yang juga bergelar Raja Elia kemudian menghancurkan Jerusalem rata dengan tanah, dan membangunnya menjadi kota baru dengan nama Kota Elia. Adrianus juga melarang orang-orang Yahudi memasuki Jerusalem.
Kemudian Raja Konstantin, yang beragama Kristen setelah sebelumnya berkeyakinan paganis, membangun Gereja Kiamat (Kaniisah al-Qiyaamah), dan melanjutkan ketetapan yang melarang orang-orang Yahudi memasuki Jerusalem.
Catatan: Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di blog penulis dengan alamat https://filestin.wordpress.com.