Mukjizat kurang lebih bermakna suatu keajaiban yang Allah berikan kepada seorang Nabi dalam rangka untuk "mengalahkan" pembangkangan kaumnya dan membuktikan kebenaran kenabian/kerasulannya.
 
Kalau kita amati, mukjizat biasanya diberikan dalam bentuk yang sesuai dengan keadaan kaum seorang Nabi. Sebagai contoh, kaum Nabi Musa sangat mahir dalam dunia ilmu sihir, maka Allah memberikan mukjizat yg bisa mengalahkan sihir-sihir tersebut. Kaum Nabi Musa sangat terobsesi dengan hal-hal yang sangat inderawi, sampai minta diberi hidangan makanan yang langsung turun dari langit dan ingin melihat Tuhan, maka sebagian besar mukjizat-mukjizat Nabi Musa juga bersifat sangat inderawi.
 
Perkembangan ilmu sihir ini terus berkembang pesat hingga ke masa-masa keemasan Bani Israil, sehingga Nabi Sulaiman juga Allah karuniai mukjizat yang luar biasa, bisa berbicara dengan jin, binatang, angin, dsb dan menaklukkan mereka.
 
Kaum Nabi Isa 'alaihissalam konon katanya mahir dalam dunia pengobatan, maka Nabi Isa dikaruniai oleh Allah berbagai mukjizat berupa kemampuan mengobati yang luar biasa, bisa menyembuhkan penderita lepra, menyembuhkan orang buta dan bisu, dan bahkan menghidupkan orang yang telah mati dengan izin Allah.
 
Kaum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sangat mahir dalam sastra, maka Allah memberikan mukjizat Al-Qur'an yang memiliki ketinggian nilai sastra yang tiada duanya. Kita melihat bahwa umat akhir zaman ini sangat progresif dalam menyingkap berbagai misteri ilmu pengetahuan, maka ternyata Al-Qur'an juga menyimpan banyak sekali i'jaz 'ilmi (kemukjizatan ilmiah).