Perintah mengingat Allah sangat banyak dalam Al-Qur'an, dan tentu saja dalam hadits-hadits Nabi saw. Bahkan ibadah yang paling penting dalam Islam, yang dikatakan sebagai tiang agama, yaitu sholat, diperintahkan dengan tujuan untuk mengingat Allah. Kalau ketika merenungi mengapa sholat diperintahkan lima kali setiap hari, maka kita akan memahami bahwa lima kali setiap hari itulah minimal kita harus mengingat Allah. Tapi itu adalah kadar paling sedikit. Bagaimana tidak, Rasulullah saw juga menuntunkan sekian banyak sholat-sholat sunnah, dzikir pagi dan petang, dan zikir dalam berbagai keadaan. Ini menunjukkan bahwa kita mesti banyak-banyak mengingat Allah. Allah Ta'ala berfirman: "Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya." Allah Ta'ala juga menyatakan dalam banyak firman-Nya bahwa banyak mengingat Allah adalah sebab kemenangan dan kebahagiaan (al-falah). Dan Allah menyebutkan mengingat Allah dalam setiap keadaan (qiyaaman wa qu'uudan wa 'alaa junuubihim) sebagai salah satu ciri ulul albab (orang-orang yang berakal).

Mengapa kita mesti banyak mengingat Allah? Karena kita adalah makhluq dan hamba Allah. Allah menyatakan bahwa seluruh isi langit dan bumi senantiasa bertasbih menyucikan dan mengagungkan-Nya, hanya saja kita tidak tahu bagaimana mereka bertasbih. Artinya, Allah memang menghendaki agar makhluq dan hamba-Nya berdzikir mengingatnya. Adapun manusia dan jin maka Allah menjadikan keduanya bisa memilih untuk taat atau ingkar, untuk mengingat-Nya atau tidak mengingat-Nya. Orang-orang kafir adalah orang-orang yang tidak lagi mengingat Allah karena mereka tidak lagi mau menyembah-Nya. Adapun orang-orang munafiq tidak mengingat Allah kecuali hanya sedikit sekali. Jika kita tidak ingin menjadi kafir dan munafiq maka kita harus banyak mengingat Allah, paling tidak lima kali setiap hari dengan menunaikan sholat wajib.

Bagaimana mengingat Allah? Para ulama menjelaskan bahwa mengingat Allah itu mesti dengan hati, yang bisa dibarengi dengan lisan dan atau perbuatan. Mengingat Allah dengan lisan contohnya mengucapkan kalimat-kalimat dzikir. Dalam hal ini, dzikir di bibir saja tidak cukup, harus dibarengi dengan penghayatan hati. Mengingat Allah dengan perbuatan contohnya melakukan suatu perbuatan ketaatan dengan niat ingin mendapatkan ridha dan pahala dari Allah. Disinipun perbuatan saja tidak cukup, mesti dibarengi dengan amal hati berupa niat lillahi Ta'ala. Adapun mengingat Allah dengan lisan dan perbuatan sekaligus contohnya adalah sholat dan haji, yang masing-masing penuh dengan bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan dalam rangka mengingat Allah. Inipun harus dibarengi dengan penghayatan hati, bukan hanya lisan dan perbuatan.

Untuk mengingat Allah, pertama-tama kita harus mengenal-Nya. Bagaimana kita bisa mengingat sesuatu yang tidak kita kenal? Setelah kita mengenal Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya, maka secara otomatis kita akan mengagungkan dan menyucikannya. Dan ini mesti banyak-banyak melakukannya. Disinilah kaitan antara ma'rifatullah dan dzikir.

Diantara bentuk-bentuk mengingat Allah secara lisan (yang mesti diucapkan dengan penghayatan hati) adalah:

1) tasbih: Subhanallah, yakni mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari segala kekurangan,

2) tahmid: Alhamdulillah, yakni memuji Allah yang mana segala pujian pada dasarnya hanyalah milik-Nya,

3) tahlil: Laa ilaaha illallah, yakni menegaskan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah semata,

4) takbir: Allahu Akbar, yakni membesarkan Allah,

5) basmalah: Bismillahirrahmanirrahiim, yakni menyebut nama Allah yang Maha Sempurna,

6) hauqalah: Laa haula walaa quwwata illa billah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah semata,

7) tarjii': Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun, semua kepunyaan Allah dan semua akan kembali kepada-Nya.

8) menyebut nama-nama dan sifat-sifat Allah yang mulia.

Rasulullah saw mengajarkan banyak sekali dzikir-dzikir dan juga doa-doa untuk berbagai keadaan dalam keseharian dan kehidupan kita, dengan berbagai keutamaan didalamnya. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, Rasulullah saw mengajarkan bagaimana kita banyak-banyak berdzikir mengingat Allah dan berdoa memohon kepada-Nya. Para ulama cukup banyak yang menulis tulisan-tulisan mulai dari yang ringkas sampai yang lengkap, yang menghimpun dzikir-dzikir dan juga doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Diantaranya adalah kitab Al-Adzkar yang disusun oleh Imam Al-Nawawi, dan karenanya sering disebut sebagai Al-Adzkar Al-Nawawiyah.

Selain dzikir dalam sholat, baik itu sholat wajib maupun sholat sunnah, beberapa dzikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dan hendaknya kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sebagai berikut:

1) Dzikir sesudah sholat

2) Dzikir pagi dan petang

3) Dzikir sebelum tidur dan ketika bangun tidur

4) Dzikir sebelum dan sesudah makan/minum

5) Dzikir keluar rumah dan masuk kembali ke rumah

6) Dzikir ketika masuk dan keluar masjid

7) Dzikir ketika masuk dan keluar toilet

8) Dzikir ketika memakai dan melepas baju

9) Dzikir mutlaq yang bisa dilakukan kapan saja