Doa yang mustajab (yang mudah dikabulkan oleh Allah) terkait dengan beberapa hal, yang meliputi siapa yang berdoa, kapan (waktu) berdoa, dan dimana (tempat) berdoa. Diantara orang-orang yang doanya mustajab adalah sebagai berikut:

1. Doa nabi; Dalam Al-Qur'an banyak diceritakan doa para nabi yang dikabulkan oleh Allah. Demikian juga dalam hadits banyak diceritakan doa Rasulullah saw untuk para sahabat beliau dan dikabulkan oleh Allah. Misalnya doa untuk Abu Hurairah agar Allah memberinya kemampuan menghafal banyak hadits, doa untuk Ibnu Abbas agar diberikan kedalaman pemahaman terhadap Al-Qur'an, doa untuk seorang sahabat agar dijauhkan dari keinginan untuk berzina, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. Doa orang shalih; Orang yang shalih, yang menjaga makanan dan minumannya, bertaqwa, dan dekat kepada Allah akan lebih mudah dikabulkan doanya oleh Allah. Hal ini diisyaratkan dalam QS Al-Baqarah: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat; Aku mengabulkan doa yang berdoa ketika ia berdoa. Maka hendaklah mereka memenuhi perintah-perintah-Ku..."

3. Doa yang dipanjatkan dengan penuh ketulusan.

4. Doa yang dipanjatkan ketika semua ikhtiar sudah dilakukan.

5. Doa orang tua kepada anaknya

6. Doa orang yang berpuasa ketika berpuasa dan berbuka puasa

7. Doa musafir

8. Doa pemimpin yang adil

9. Doa orang yang terzhalimi

10. Doa untuk sesama muslim tanpa sepengetahuannya

“Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa, dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro, dan termaktub dalam Al-Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah karya Al-Albani no. 1797).

“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR Al-Tirmidzi no. 3522)

"Do’a (kebaikan) seorang muslim bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya adalah mustajab; Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali dia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang ditugaskan itu berkata: 'Amin (Ya Allah, kabulkanlah!) dan kamu juga akan mendapatkan (kebaikan) seperti itu”. (HR. Muslim no. 2733).

 

Adapun diantara waktu yang mustajab adalah sebagai berikut:

1. Pada saat sholat; Sholat itu sendiri dari sisi bahasa bermakna doa, karena memang kita banyak sekali mengucapkan doa dalam sholat. Secara lebih khusus lagi, kita dianjurkan memperbanyak doa ketika sedang sujud dan sebelum salam pada sholat wajib (sesudah mengucapkan shalawat ketika duduk tasyahhud akhir).

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

“Ada yang bertanya: 'Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah?' Beliau bersabda: 'Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

2. Antara adzan dan iqamah; “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “hasan shahih”)

3. Setelah sholat fardhu. Ini adalah salah satu makna dari berdoa 'di akhir sholat wajib'. Hendaknya doa setelah sholat fardhu dilakukan setelah berdzikir dan diiringi dengan bershalawat kepada Rasulullah saw.

4. Setelah sholat sunnah dua rakaat; "Barangsiapa yang mempunyai hajat kepada Allah atau kepada salah seorang dari anak cucu Adam, hendaklah ia berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian hendaklah ia memuji Allah, bershalawat kepada Nabi saw, kemudian hendaklah ia berdoa." (HR Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)

5. Separuh malam yang terakhir atau sepertiga malam yang terakhir, termasuk didalamnya waktu sahur.

“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Al-Dzariyat: 18)

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya, kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

6. Pada suatu saat di hari Jumat; “Rasulullah saw menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852). Diantara kemungkinan terjadinya saat mustajab ini adalah ketika khatib sedang duduk diiantara dua khutbah atau pada suatu saat antara sholat asar dan tenggelamnya matahari.

7. Ketika hujan turun; “Dua doa yang tidak tertolak: ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al Jami’, 3078)

8. Saat perang berkecamuk; “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya: ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

9. Pada Hari 'Arafah; “Doa yang terbaik adalah doa ketika Hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Tirmidzi)

10. Ketika meminum air zamzam; “Air zamzam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibn Majah, 2502)

11. Saat melakukan thawaf, sa'i, dan wuquf

 

Sedangkan diantara tempat yang mustajab adalah sebagai berikut:

1. Di Padang 'Arafah pada Hari 'Arafah

2. Di Multazam (sisi Ka'bah antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah)

3. Di dalam Ka'bah dan Hijr Isma'il

4. Di bukit Shofa, bukit Marwah, dan diantara keduanya ketika melakukan sa'i

5. Di Jamarat setelah melakukan jumrah